Kisah Cinta Sedih Faizan Dgn Seorang Gadis Arab Saudi

4komentar


Namaku Faizan, aku dari Pakistan, ini adalah kisah nyata antara aku dan Hana yang terjalin di Internet.
Aku bertemu dengan seorang gadis di sebuah situs bahasa yang menyediakan layanan mengobrol melalui suara secara online. Aku selalu menggunakan layanan komunikasi ini hingga suatu hari aku menemukan Hana yang tinggal di Arab Saudi. Aku bicara dengannya tidak lama kemudian dan memberikan aku id skype yang menandai keintiman obrolan kami berdua di dunia maya.
Aku bicara dengannya hari itu selama satu jam. Ketika itu sudah larut malam di tempat dimana aku tinggal jadi aku tidak bisa bicara dengannya terlalu lama. Hari berikutnya dia online dan mengatakan kalau aku seharusnya jadi kakaknya. Aku terkejut mendengarnya dan dia mengatakan aku akan jatuh cinta jika aku terlalu sering bicara dengannya meski kapasitasnya hanya di dunia maya. Mendengar pendapat Hana itu, aku berbohong padanya bahwa aku sedang jatuh cinta dengan seseorang di sini.
Sulit bagi masyarakat non muslim untuk memahami situasi ini tapi tidak dengan masyarakat muslim seperti di Arab Saudi dimana para gadis tidak boleh bicara dengan para pria yang menjawab mengapa dia mengatakan hal seperti itu.
Setelah hari itu aku sangat marah karena aku sedang punya banyak masalah. Dia bertanya kenapa aku marah-marah, aku bilang saja kalau aku sedang punya banyak masalah kemudian dia mencoba untuk meyakinkan aku bahwa semuanya akan baik-baik saja, dia akan berdoa untukku dan tanpa aku sadari Hana menyatakan cintanya padaku. Aku syok dan terkejut mendengarnya. Budaya Arab Saudi sangat berbeda dengan budaya dari belahan benua lain seperti di Eropa dan Asia.

Aku bertanya kenapa dia mencintaiku dan dia menjawab dia tidak tahu kemudian menghilang begitu saja selama beberapa hari. Hana jarang muncul dalam pikiran dan mimpiku tapi ketika dia online kembali aku mulai merasakan sesuatu.
Aku menanyakan seputar foto yang dia kirim ke aku beberapa hari yang lalu, yang hanya menampilkan matanya, aku bilang kenapa fotonya seperti itu dan aku hanya menerima jawaban bahwa ia tidak bisa menunjukkan foto wajah yang sesungguhnya ke aku. Di Arab Saudi para wanita selalu memakai cadar dimana kalian hanya bisa melihat mata mereka.
Jadi aku bilang aja ke dia kalau itu bukan masalah dan dia menunjukkan sejumlah foto-foto kamar dan rumahnya, hidupnya seperti seorang ratu yang kaya raya dan menyenangkan.
Aku selalu memimpikan seorang ratu akan datang padaku dan situasi ini mirip dengan kehidupan Hana. Tampaknya aku telah menemukan ratu itu dalam hidupku. Kemudian aku memberikan dia nomor hpku dan kami mulai mengobrol. Dia sering menelponku tetapi aku tidak bisa menelpon balik karena biaya komunikasi yang terlalu mahal.
Ketika aku menulis sebuah pesan untuk Hana, aku tiba-tiba menerima pesan yang menggambarkan perasaan kecewa Hana bahwa aku ini tidak mencintainya.
Aku tidak yakin dengan apa yang sedang aku tulis dan apakah aku mencintainya tapi dia mulai menangis melalui Skype-

dan aku bahkan bisa mendengar suaranya. Aku mencoba untuk menenangkan dia tapi dia hanya membisu dan kemudian mematikan mic.
Sesuatu yang salah terjadi pada diriku ketika aku mulai bermimpi menikahi seorang gadis yang memakai cadar dan namanya Hana. Aku menceritakan mimpiku itu dan Hana pun mengalami hal yang sama. Aku memaksa dia untuk memberitahukan aku mempinya dan dia mencerikan apa yang dia rasakan tentang aku.
Setelah itu Aku mulai berpikir bahwa aku sedang jatuh cinta padanya karena kerjaku hanya miscall dia dan setelah itu dia menelpon dan mulai bicara mendengarkan suaranya.
Suatu hari dia bilang ke aku orang tuanya ingin menikahkan dia dengan sepupunya.

Dia menangis dengan situasi tersebut sambil mengutarakan isi hatinya bahwa Hana ingin menikah denganku.
Aku mulai dihampiri rasa takut yang luar biasa, dia akan segera meninggalkan aku sendirian. Aku sendiri belum yakin akan perasaanku dan terus meyakinkan Hana bahwa kami akan menikah suatu hari nanti meski aku sadari ini sulit terjadi mengingat aku tinggal di Pakistan sementara Hana di Arab Saudi.
Di hari yang sama aku memaksa dia untuk mengirimkan aku foto dia yang sesungguhnya tanpa mengenakan cadar tapi dia menolak dan memberitahukan aku kalau sepupu dan orang tuanya akan datang melamar pada pukul 4 sore.
Sejak pagi itu aku bilang ke dia kalau aku hanya akan mengirim pesan tertulis dan tidak mau bicara tapi aku ternyata tidak dihiraukan dan malahan Hana menjawab kalau itu bukanlah masalah baginya. Ketika aku sedang menulis pesan untuk Hana, aku menerima sebuah pesan yang mengatakan kalau dia harus pergi dan di akhir dia juga bilang kalau dia berdoa untukku yang ada di sini.
Hana tiba-tiba menelpon hanya untuk mendengar suaraku dan menutup teleponnya dimana setelah itu aku pergi tidur. Ketika aku bangun aku melihat sebuah pesan yang ditulis dalam bahasa Arab kemudian aku dapat lagi pesan dalam bahasa arab yang lain. Aku menanyakan arti pesan tersebut kepada teman-teman di internet dan mereka mengatakan bahwa itu adalah pesan dari ibunya yang sedang memaki-maki aku.

Aku syok, apa yang sedang terjadi padaku dan Hana. Kemudian aku menerima sebuah email dari seorang teman Hana yang mengatakan bahwa Hana sedang dikurung di sebuah kamar karena menolak untuk menikahi sepupunya dan dia tidak bisa menghubungi aku lagi karena ibunya membaca seluruh pesan yang aku kirim padanya. Teman Hana menyarankan aku untuk melupakan Hana dan dia akan mengatakan pada Hana bahwa aku akan melupakannya karena aku mencintainya. Tetapi aku membalasnya aku tidak akan pernah melupakan Hana.
Setelah hari itu Hana meneleponku dan mengatakan ibunya sedang di kamar mandi. Dia menggunakan hp untuk menelepon dan menceritakan kodisinya yang sedang sakit. Ibunya datang dari Mecca dan dia sedang di Abha kota yang lain.
Setelah aku menerima email darinya dia akan pergi ke Mecca dan dia akan menghubungi aku dari sana dan mengatakan dia hanya akan menikah denganku diluar dari pada itu dia akan mati. Setelah beberapa hari kemudian temannya mengirim email bahwa Hana telah menikah dan dia sedang di Jeddah-

karena ibunya berbohong padanya dan membawanya ke Jeddah dan dia menikah sekarang. Hari berikutnya aku mendapat informasi kalau suami Hana memukulnya karena Hana tidak ingin disentuh dan sedang dirawat di rumah sakit University Hospital Jeddah dalam keadaan sedang koma.
Aku hanya bisa berdoa untuknya dan beberapa hari kemudian teman Hana mengatakan mata Hana sudah terbuka dan dia akan baik-baik saja segera. Tapi hari berikutnya, tepatnya pada malam hari aku mendapat sebuah pesan dari HP Hana yang ditulis dalam bahasa Arab.
Aku menanyakan arti pesan tersebut kepada beberapa orang di internet dan mereka mengatakan bahwa isi pesan tersebut adalah Hana sudah meninggal.
Aku mengirim email balasan ke teman Hana dan dia mengatakan hal yang sama kalau Hana sudah meninggal. Aku memaksa dia untuk memberi tahu aku nama rumah sakitnya. Dia memberi tahukan aku dan aku menelpon ke sana tapi pihak rumah sakit mengatakan mereka tidak punya pasien bernama Hana.

Aku menanyakan kenapa tidak ada nama Hana di rumah sakit itu dia bilang ini adalah perilaku kekerasan dan suami Hana dipenjara karena itu pihak rumah sakit menyembunyikan identitas Hana. Setelah itu aku selalu berdoa kepada Tuhan tetapi Hana tidak pernah lagi menghubungiku.
Aku masih belum yakin apakah aku mencintainya atau tidak tetapi aku selalu menangis saat-saat aku berpikir bahwa aku telah membunuh Hana jika benar Hana mati hanya karena dia mencintaiku. Aku selalu bertanya ke orang-orang Arab apakah di antara mereka ada yang mengenal seorang yang bernama Hana tetapi mereka semua menjawab tidak tahu.

Share this article :

+ komentar + 4 komentar

Anonim
23 April 2013 pukul 01.49

ana suka blog antum.. ^_^




mihroj.blogspot.com/2013/04/4-sehat-5-sempurna-untuk-iman-kita.html

5 Juni 2013 pukul 05.48

makasih buat critanya :)

5 Juni 2013 pukul 05.50

makasih buat critanya :)

5 Juni 2013 pukul 05.51

makasih buat critanya :)

Posting Komentar

 
Support : Copyright © 2011. Khazanah Islami - All Rights Reserved
Proudly powered by Blogger